Kotakers tentunya sudah tahu bahwa Splatterhouse merupakan sebuah game remake yang dibuat dari game horror yang dulunya sempat ngetop di zamannya (sekitar tahun 80-an). Awalnya, pengembangan game tersebut sebenarnya akan diberikan kepada developer dari Mark of Kri, Bottlerocket Entertainment di tahun 2007 yang lalu. Tapi Namco mengambil game tersebut dan menyerahkannya ke tim yang mengembangkan Afro Samurai di tahun 2008. Sekarang, setelah hampir empat tahun semenjak game tersebut dikembangkan, akhirnya Splatterhouse dirilis juga. Hanya saja sangat disayangkan, hasilnya ternyata tidak maksimal. Game ini menyajikan sebuah permainan yang sarat dengan lingkungan sekitar dalam permainan yang kaku, pertarungan yang cenderung membosankan dan terlalu banyak efek kekerasan yang tampaknya tidak perlu.
Nah, Splatterhouse ini memang memiliki semua elemen yang dibutuhkan oleh sebuah permainan tipe seperti ini. Kamu akan menemukan pertarungan dengan menggunakan serangan yang kuat dan lemah, lalu kamu juga bisa memperkuat serangan dan mendapatkan combo baru, serta tidak lupa pula musuh-musuh yang terus berdatangan untuk menghabisi kamu. Seru? Sebenarnya memang cukup seru untuk dimainkan. Tapi dengan syarat, game ini dikembangkan secara benar, barulah sebuah permainan seru bisa tercipta.
Secara teori, memang apa yang ditawarkan dalam game ini sudah cukup untuk membuat gamer mau menghabiskan beberapa jam di depan televisi, mengikuti kisah Rick yang berusaha untuk menyelamatkan kekasihnya itu. Tapi masalahnya adalah, framerate dalam game ini sangat teramat buruk. Sering sekali kamu menemukan grafis yang cenderung buruk dan kamera yang cenderung menyulitkan permainan.
Belum selesai dengan semua masalah itu, kamu kembali dihadapkan dengan pengendalian karakter yang menyebalkan. Kenapa kami sebut demikian? Karena hanya untuk memukul musuh saja, kamu harus memperkirakan waktu penyerangan dengan tepat agar serangan bisa mengenai musuh. Kalau tidak bisa memperkirakan serangan musuh, maka hanya kematian saja yang akan menunggu kamu. Tapi benarkah akan semudah itu? Jawabannya adalah tidak. Masalah utamanya itu ada di kontrol permainannya yang sama sekali tidak bisa diajak kerja sama.
Beruntung, game ini masih memiliki daya tarik dari segi efek yang cukup penuh dengan kekerasan dan darah ini. Bagi kamu yang menyukai permainan yang sarat akan darah dan kekerasan, maka game ini adalah game yang sangat cocok buat kamu. Dari awal sampai akhir permainan, kamu akan disuguhi dengan berbagai kekerasan yang benar-benar tidak cocok untuk jadi konsumsi anak-anak. Selama permainan, Rick akan bisa mengeluarkan serangannya yang mematikan, yang akan membuat musuhnya tercabik-cabik. Kami tidak bisa mengungkapkan lebih banyak lagi dan apabila memang Kotakers berniat untuk mencari tahu lebih jauh mengenai game ini, boleh coba untuk memainkannya.
Mungkin di awal permainan, game ini terkesan cukup seru (walau ada banyak sekali masalah dengan kontrol dan kamera yang tidak bersahabat). Tapi setelah permainan berjalan beberapa lama, kamu akan merasakan bahwa Splatterhouse cenderung repetitif, terutama dalam hal musuh dan bagaimana cara Rick menghabisi musuh yang cenderung sama setiap saatnya.
Komentar terakhir dari kami, Splatterhouse bukanlah sebuah game rekomendasi yang bisa kami sarankan kepada gamer untuk dimainkan. Hanya saja, jangan terlalu berharap banyak dari game ini. Yang akan kamu temukan hanyalah sebuah permainan yang sarat dengan kekerasan, darah dan mungkin sedikit nuansa dewasa dalam game ini. Apabila kamu ada tipe gamer yang menyukai tipikal game seperti ini, maka game ini adalah game yang cocok untuk kamu. Kalau tidak, jangan habiskan waktu kamu untuk memainkan game ini lebih jauh lagi.